PEMUDA PANCASILA BONE

SULAWESI SELATAN

MPC PEMUDA PANCASILA BONE
 PEMUDA PANCASILA

Strategi Penghayatan dan Pengamalan Pancasila

Published on 11.42 //

Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila disingkat P4 telah dilakukan secara intensif selama era orde baru…. selama sekitar 30 tahun…ironinya hasilnya adalah kontra produktif….boleh dikatakan gagal total dan banyak yang trauma dan phobi dengan istilah P4….Karena itu di era reformasi, jangankan menyelenggarakan penataran P4, menyinggung nama Pancasila sebagai Falsafah, Pandangan Hidup Bangsa dan Dasar Negara saja, kebanyakan para pemimpin negeri Indonesia sekarang ini alergi…Menyedihkan…Mau dibawa kemana bangsa ini?…Apakah mau membuat ideologi dan dasar negara baru lagi?…Ternyata juga tidak juga….Lalu maunya apa? Mau menyelenggarakan kehidupan berbangsa dan bernegara tanpa ideologi yang jelas ?…nanti akhirnya muncul faham faham baru yang justru membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia….( seperti sekarang mulai bermunculan…)…
A soldier never die…terutama semangat dan kecintaannya terhadap bangsa dan NKRI tercinta dengan Pancasila sebagai Dasar Negaranya…tetap hidup sepanjang masa…apalagi hanya karena purna tugas, sampai jasad telah dikuburpun, semangat juang para pejuang kemerdekaan masih tetap menyala, bagai api yang tak kunjung padam…
Mengapa kita yang masih hidup kok kehilangan semangat juang, kehilangan kebanggaan dan nasionalismenya?…mengapa Pancasila dilupakan? ..apa salahnya Pancasila?…Justru Pancasila lah yang dihianati , disalah gunakan dan “diselingkuhi” oleh para pemimpin bangsa ini…
Justru Pancasila  lah yang harus dibela dan diberlakukan sebagai ideologi, falsafah, pandangan hidup dan dasar negara RI secara murni dan konsekwen…..
Bagaimana cara mensosialisasikan lagi Pancasila kalau P 4 sudah tidak laku lagi dimasyarakat Indonesia ?….
Caranya adalah kita semua yang mencintai Pancasila, harus memberikan suri teladan dalam kehidupan sehari hari dalam mengimplementasikan sila sila dari Pancasila…
Menurut pendapat saya pribadi caranya sebagai berikut:
Setiap unsur pimpinan, baik pimpinan rumah tangga, sekolah, perusahaan, rt, rw, kota, kabupaten dst…harus mengimplementasikan …Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia….dengan berpegang teguh kepada prinsip “Ketuhanan Yang Maha Esa”….
Dengan demikian, kunci utama Pancasila itu sebenarnya adalah selalu berprinsip kepada “Ketuhanan Yang Maha Esa”….bukan Tuhan Tuhan yang lain atau Berhala Berhala Kehidupan seperti “Kekayaan Materi, Kekuasaan dan Nafsu Seks”….
Dengan demikian sebenarnya kalau semua pemimpin dinegara Indonesia ini, mulai dari pemimpin keluarga sampai pemimpin negara mau melakukan seluruh tugas tanggung jawab pekerjaan dan jabatannya dengan selalu berprinsip kepada “Ketuhanan Yang Maha Esa”, maka otomatis Pancasila sudah menjadi ideologi, falsafah dan dasar negara….Sehingga semua penataran P4 versi Orde Baru yang doktriner tapi tidak dilakukan secara konsekwen oleh para pemimpin negara..tidak perlu dilakukan lagi !!!..
Lebih tajam lagi, kesimpulannya yang diperlukan sekarang sebenarnya adalah penataran “Kecerdasan Spiritual” bagi seluruh bangsa Indonesia…Karena kalau Kecerdasan Spiritualnya baik, maka pola pikir dan pola tindaknya juga akan baik, akan ber “Ketuhanan Yang Maha Esa”….maka Pancasila akan kembali menjadi ideologi bangsa Indonesia secara nyata dan efektif….Akhirnya akan tercapailah tujuan nasional Indonesia, yaitu masyarakat adil dan makmur…gemah ripah loh jinawi…
Sekarang siapa yang harus memulai gerakan meningkatkan “Kecerdasan Spiritual” di Indonesia ? ……Seharusnya ya kita semua, mulai justru dari bawah, dari masing masing kepala keluarga/rumah tangga  memberi contoh dan suri teladan kepada anak isterinya dstnya….Jangan mengharap dimulai dari para pimpinan negara ini ( anehnya justru di negara jiran Malaysia, sekarang ini semua pejabat negaranya diwajibkan mengikuti pelatihan “kecerdasan emosional dan spiritual yang diimport dari Indonesia

Tags:

0 komentar

Leave a comment

Subscribe to our RSS Feed! Follow us on Facebook! Follow us on Twitter! Visit our LinkedIn Profile!